SEJARAH VALENTINE'S DAY
 
The  World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai  Valentine's Day salah satunya festival Romawi yang disebut Lupercalia.
 
Perayaan  Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno  (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta  (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda  mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil  nama secara rambang dan gadis yang namanya keluar harus menjadi  pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan objek hiburan. Pada  15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan  srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut (whiplash) orang dengan  kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan  itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.  
 
Ketika  agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan  mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama  gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah  Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia  Britannica, sub judul: Christianity) 
 
Lalu bagaimana dengan ucapan "Be My Valentine?" Ken Sweiger dalam artikel "Should Biblical Christians Observe It?" (www.korrnet.org)  mengatakan kata "Valentine" berasal dari Latin yang berarti : "Yang  Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa". Kata ini ditujukan  kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau  tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi "to be my  Valentine", hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan  (karena memintanya menjadi "Sang Maha Kuasa") dan menghidupkan budaya  pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, artinya  menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta'ala. 
 Adapun  Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra  Nimrod "the hunter" dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia  rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya  sendiri!
 
Itulah  sejarah Valentine's Day yang sebenarnya, yang seluruhnya tidak lain  bersumber dari paganisme orang musyrik, penyembahan berhala dan  penghormatan pada pastor. Bahkan tak ada kaitannya dengan "kasih  sayang", lalu kenapa kita masih juga menyambut Hari Valentine? Adakah ia  merupakan hari yang istimewa? Adat? Atau hanya ikut-ikutan semata tanpa  tahu asal usulnya?. Bila demikian, sangat disayangkan banyak  teman-teman kita -remaja putra-putri Islam- yang terkena penyakit  ikut-ikutan mengekor budaya Barat dan acara ritual agama lain. Padahal  Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya: 
 "Dan  janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya.  Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta  pertangggungjawabnya"
  (Al Isra' : 36)
 Wallahua'lam
credit to mymesra.com.my
                                                                                                                                                                        
0 comments:
Post a Comment